Smartphone di Tangan Anak Usia Sekolah Dasar
JAMBI - Perkembangan teknologi telah membawa banyak perubahan dalam dunia pendidikan.
Teknologi menjadi alat yang membantu dunia pendidikan dalam menemukan dan mencari informasi baru. Salah satunya pemanfaatan smartphone. Tidak hanya sebagai alat komunikasi, ternyata smartphone banyak digunakan dalam dunia pendidikan sebagai media pembelajaran.
Dari berbagai jurnal pendidikan banyak dilakukan penelitian terkait pengunaan media pembelajaran berbasis android. Dari berbagai literatur itu didapat informasi bahwa efektivitas pembelajaran berbasis smartphone memberikan kontribusi hasil yang baik dalam proses pembelajaran.
Smartphone sebagai alat komunikasi memberikan banyak kemudahan bagi penggunanya sehinga orang dari berbagai usia, termasuk anak usia Sekolah Dasar merasa membutuhkannya untuk mendapatkan informasi terkait dengan pembelajaran.
Pemanfaatan Smartphone sebagai sarana belajar dengan tersedianya berbagai fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi yang menunjang pembelajaran seperti website dari kemdikbudristek yaitu rumah belajar, atau zenius, ruang guru, quipper, brainly dan berbagai aplikasi lainnya yang bisa diakses dengan gratis atau berbayar. Semua aplikasi tersebut membantu bagi pembelajaran dan banyak dimanfaatkan oleh dunia pendidikan terutama saat covid-19 melanda selama 3 tahun terakhir ini.
“Kita tidak bisa menampik banyak manfaat yang kita dapatkan dari pengunaan Smartphone, walau pandemi telah berlalu kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka namun pemanfaatan smartphone dalam memudahkan setiap orang untuk mengakses literasi guna menambah pengetahuan masih sangat berperan penting. Pemanfaatan teknologi mengatasi permasalahan dalam teknis pembelajaran juga menjawab masalah subtansial dalam perubahan paradigma baru.
Pemanfaatan Smartphone
Hampir setiap siswa di zaman yang ‘melek’ akan teknologi seperti sekarang ini memiliki smartphone. Namun kenyataannya, pengunaan smartphone oleh siswa belum maksimal untuk menunjang pembelajaran.
Banyak siswa yang memanfaatkan smartphone sebagai sarana komunikasi dengan berbincang-bincang di media sosial, mengakses hiburan, atau bermain game daripada mencari bahan pelajaran. Pengunaan smartphone dalam aktivitas belajar hanya sekedar mencari materi dan mendapatkan jawaban dari tugas yang diberikan oleh guru.
Siswa mengunakan smartphone hanya sebagai sarana untuk memudahkan penyelesaian tugas saja, sehingga smartphone menjadi cara cepat dalam penyelesaian masalah pembelajaran yang mereka hadapi. Ini tentu tidak akan meningkatkan proses berpikir siswa. Siswa dengan mudah menemukan jawaban atas pertanyaan atau tugas yang diberikan guru dengan mengetik pada pencarian yang terdapat pada smartphone mereka.
Sebagai seorang yang berkecimpung dalam pendidikan, kita harus bisa memanfaatkan perkembangan teknologi, terutama smartphone sebagai sarana belajar yang mendukung pembelajaran. Dengan beragam aplikasi dan kecangihan teknologi yang terus berkembang membuat banyak sekali perubahan yang terjadi.
Jika perkembangan ini tidak disesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis dalam pemanfaatannya tentu saja akan menjadi bumerang bagi dunia pendidikan.
Banyak kita lihat disetiap sudut, terutama anak usia sekolah dasar yang asyik dengan smartphone mereka sehingga menyebabkan gangguan dalam pembelajaran. Mereka asyik dengan dunia mereka sehingga tidak perduli dengan sekitarnya. Seperti bisa kita lihat bagaimana asyiknya mereka mengunakan smartphone untuk hal yang tidak bermanfaat dan bisa menjerumuskan permasalahan baru bagi mereka sendiri.
Pengunaan teknologi yang tidak tepat dan kurangnya pendampingan dalam pengunaan smartphone tentu akan berakibat buruk terutama dalam dunia pendidikan. Penyalahgunaan teknologi yang tidak terarah dan terawasi bisa berakibat fatal terutama anak usia sekolah dasar yang masih memiliki kemampuan literasi rendah.
Pengunaan smartphone di kalangan siswa Sekolah Dasar telah menjadi topik yang sering diperdebatkan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa pihak berpendapat pengunaan smartphone bagi siswa sekolah dasar memberikan manfaat tertentu, seperti memberikan kemudahan dalam akses ke berbagai sumber belajar.
Dengan pengunaan smartphone akan mengembangkan keterampilan digital mereka, memudahkan dalam berkomunikasi sehinga tidak membatasi jarak, dan lain sebagainya yang berdampak positif bagi diri siswa.
Sebagian pihak mengatakan bahwa anak usia sekolah dasar belum layak diberikan karena usia itu anak belum bisa mengerti dan memahami pengaruh negatif dari smartphone seperti ganguan pembelajaran, siswa mungkin tergoda untuk lebih banyak bermain game dan mengunakan media social. Akses yang tidak terbatas akan mengakibatkan siswa dapat terpapar pada konten yang tidak pantas, sehingga merusak perkembangan emosional dan psikologis siswa. Pengunaan yang berlebihan dapat mengakibatkan ketergantungan dan menganggu kesehatan mental siswa.
Pendampingan
Sebagai seorang guru kita bisa melakukan pendampingan pengunaan smartphone untuk hal yang bermanfaat bagi mereka. Guru harus bisa memberikan arahan yang tepat dan pendampingan dalam pemanfaatan smartphone pada hal yang positif sehinga dengan kemajuan teknologi akan memberikan dampak yang baik bagi proses pembelajaran siswa.
Dengan pembiasaan dan pendampingan yang tepat kemajuan teknologi ini tidak akan menjadi hal buruk bagi siswa, namun jika kita biarkan anak usia sekolah dasar mengunakan smartphone tanpa bimbingan dan pengawasan, maka akan berakibat fatal tidak hanya bagi anak tersebut namun akan merusak jati diri bangsa. Kejamnya dampak buruk smartphone tanpa adanya pengetahuan dan literasi yang baik akan membuat kerusakan mental bagi generasi muda.
Oleh karena itu peran seorang guru tidak terlepas dari kemajuan teknologi. Guru harus melek teknologi sehinga tahu kemana arah dari teknologi tersebut cocok bagi peserta didik mereka. Pemanfaatan smartphone sebagai media atau sarana belajar harus dikuasai oleh seorang guru, sehingga proses pembelajaran akan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan siswa di zaman sekarang.
Berbagai aplikasi dan permainan /game pendidikan yang dirancang khusus untuk anak-anak dapat membuat pembelajaran menjadi menarik dan interaktif. Pengunaan smartphone yang tepat dapat meningkatkan minat siswa dalam belajar dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam materi pembelajaran, jika guru bisa mengemasnya dengan baik. Ini akan menjadi keuntungan bagi guru dan siswa, rasa ingin tahu usia sekolah dasar akan terpenuhi dengan arahan dan bimbingan dari seorang guru atau orang dewasa sekitar mereka.
Efek negatif pengunaan smartphone yang berlebihan akan mengakibatkan perubahan interaksi, cenderung berkomunikasi online, individualis, tertarik pada aktivitas online sehingga menurunkan keterampilan sosial. Ini yang menjadi tugas guru untuk memanfaatkan smartphone menjadi alat yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan kreatifitas dan kolaboratif. Kegiatan pembuatan video, merekam, mengambar/design bersama dan berbagi dengan teman sekelas atau keluarga dapat mendorong mereka untuk bekerja sama dalam pembelajaran.
Kepedulian orang dewasa di sekitar anak usia sekolah dasar akan berpengaruh dalam mengatasi dampak negatif smartphone. Pelarangan pengunaan smartphone di sekolah atau dirumah bukan solusi yang tepat bagi mereka. Pendampingan dan pengawasan serta rasa peduli yang tinggi terhadap masa depan mereka dengan menciptkan keseimbangan yang sehat antara pengunaan smartphone sebagai alat pembelajaran yang bermnanfaat akan menghindari dampak negatif yang timbul.
Pendidikan terkait pengunaan smartphone harus dimulai dari anak usia sekolah dasar. Pengenalan perangkat dan kegunaan smartphone harus terus disampaikan. Dengan demikian siswa mengetahui dampak negatif dan pencegahan yang timbul dari diri mereka untuk membatasi pengaruh negatif tersebut.
Pemanfaatan smartphone sebagai media belajar juga harus terus dikembangkan sehingga siswa terbiasa mengunakan smartphone sebagai sarana belajar dan tidak terbatas pada hiburan saja. Pengetahuan guru terkait kemajuan teknologi harus terus diasah, sehingga bisa memberikan kontribusi dalam pembelajaran berkualitas sesuai dengan perkembangan zaman. (**)
Penulis: Siti Mariyani, S.Pd. Guru SD Negeri 149/VIII Muara Tebo/ Fasda Program PINTAR Tanoto Foundation